Jumat, 16 Maret 2012

Sholehaku


Shalehaku adalah suci ...
Dia yang pandai menjaga diri
Dia yang pandai menutupi apa yang bathil di tubuhnya
Dia pandai menjaga diri terhadap akhwan lain selain aku

Shalehaku adalah ilmu ...
Dia tak pernah lupa bahwa belajar adalah tuntutan
Dia juga tauladan ilmu bagi setiap lawan bicaranya

 
 Shalehaku rajin ...
Dia tau dimana tempatnya mengadu
Dia tau dimana tempat Allah akan semakin dekat denganya
Memuliakan rumah - rumah Allah ada di list kewajibannya

Shalehahku adalah ibu ...
Dia penyayang anak - anak
Dia mampu mendamaikan buah hatinya
Dia adalah selimut hangat dimana buah hatinya bersimpuh

Shalehaku adalah penanti ...
Dia tau harus menanti 
Dia tau yang harus dipertahankan adalah sabar dalam penantiannya

Shalehaku adalah untukku ...
Dia tau siapa yang harus dia turuti kemauannya
Dia tau adab kepada akhwan lain selain kepada separuh rusuknya


 Shalehaku ...
Dia adalah pesona
Pesona bagi yang disekitarnya
Pesona yang tak harusnya sebagai umpan buru akhwan lain

Shalehaku adalah pendoa...
Dia tau hidupnya hanya untuk menuju akhirat
Dia tau dunia ini hanyalah untuk ladang amal baginya
Dia tau saat dia berkeinginan saat itu pula dia harus lebih mendekat kepada-Nya



Apakah kamu termasuk dalam salah satu diantaranya??

Jumat, 20 Januari 2012


Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah swt yang wajib disyukuri. Disamping itu sehat juga adalah obsesi setiap insane berakal; tak seorang manusia pun yang tidak ingin selalu sehat, agar tugas dan kewajiban hidup dapat dilaksanakannya dengan baik.


Meskipun nikmat merupakan kebutuhan fitrah manusia dan nikmat Allah, tetapi banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw :
“Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat dan peluang kesempatan” (HR Imam Bukhari).Karenanya kesehatan salah satu perkara yang diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah swt, seperti dalam hadits Nabi : “Nikmat yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada hari Kiamat dengan pertanyaan “Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan (kenyangkan) kamu dengan air yang sejuk” (HR Imam Tirmizi).


Faktor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan (yang utama), perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik. Bila ditilik semuanya tetaplah bemuara pada manusia. Faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap status kesehatan tetap saja ditentukan oleh manusia. Manusialah yang paling memiliki kemampuan untuk memperlakukan dan menata lingkungan hidup.

Diantara perhatian Islam kepada kesehatan, adalah perintah dan anjuran menjaga kebersihan. Demikian dapat dipahami, jika pembahasan ulama fiqh dalam khazanah intelektual mereka selalu diawali dengan “Bab Thaharah” Bahasan mengenai kesucian atau kebersihan, bersih dari hadats besar dengan mandi junub, atau hadats kecil dengan berwudhu, bersih dari najis dan kotoran.

Allah juga berfirman : “Dan pakaianmu bersihkanlah” (QS al-Mudatsir: 4). “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri (QS al-Baqarah: 222). “Di dalamnya (mesjid) terdapat orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri, sesungguhnya Allah suka kepada orang-orang yang selalu membersihkan diri” (QS at-Taubah: 108).

Demikian Rasulullah mengarahkan di banyak hadits-hadits beliau, antara lain:
  1. “Kebersihan adalah sebagian daripada iman” (HR. Imam Muslim).
  2. “Kewajiban setiap muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari untuk mencuci rambut dan badannya” (HR. muttafaq ‘alaihi).
  3. “Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya ia merawatnya dengan baik” (HR. Abu Daud).
  4. “Sesungguhnya Allah Maha Indah mencintai keindahan, Allah Maha Baik menyukai kebaikan, Allah Maha Bersih mencintai kebersihan. Karena itu bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian seperti orang-orang Yahudi” (HR.Tirmizi).
  5. “Barangsiapa yang mengganggu orang-orang Islam di jalan tempat mereka lewat, dia mesti mendapatkan laknat” (HR. Thabrani).

Proses Medis, Menjaga Kesehatan dan Obat-obatan & Takdir Allah.
Persepsi yang keliru tentang takdir mengakibatkan sikap anti usaha dan tidak semangat terhadap upaya-upaya produkti. Dalam hal kesehatan dan proses medis, ada yang beranggapan salah bahwa usaha itu bertentangan dengan takdir (ketentuan Allah).


Ketika ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang pengobatan, katanya: “Wahai Rasulullah, apakah obat-obatan, usaha menjaga kesehatan, tindakan preventif dari penyakit, merupakan penolakan terhadap takdir Allah ? Rasulullah saw menjawab: “ Semua itu adalah takdir Allah juga (HR ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).

Tidak sekedar anjuran teoritis, Rasulullah saw pernah memanggil tabib (dokter) untuk mengobati Ubay bin Kaab. Rasulullah saw sendiri mendatangi seorang tabib saat sakit dan mengatakan:
“Siapa di antara kalian yang paling pandai dalam ilmu pengobatan ? Salah seorang mereka berkata: Apakah ilmu pengobatan (kedokteran) ada manfaatnya wahai Rasulullah ? Rasulullah saw menjawab: Dzat yang menurunkan penyakit telah pula menurunkan obatnya” (HR. Imam Malik dalam kitab al-muwatha’).

“Setiap penyakit itu ada obatnya, apabila penyakit itu telah kena obat, ia akan sembuh dengan izin Allah swt” (HR Imam Muslim dan Ahmad).

KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADITS


Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan.
Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan.

Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam.


1. Kesehatan, yang terambil dari kata sehat;
2. Afiat.

Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesra, kata “afiat” dipersamakan dengan “sehat”. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat (sendiri) antara lain diartikan sebagai keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit).

Tentu pengertian kebahasaan ini berbeda dengan pengertian dalam tinjauan ilmu kesehatan, yang memperkenalkan istilah-istilah kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyarakat.

Walaupun Islam mengenal hal-hal tersebut, namun sejak dini perlu digarisbawahi satu hal pokok berkaitan dengan kesehatan, yaitu melalui pengertian yang dikandung oleh kata afiat.

Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya (secara berdiri sendiri), karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh kata yang tidak disebut.

Pakar bahasa al-Quran dapat memahami dari ungkapan sehat wal-afiat bahwa kata sehat berbeda dengan kata afiat, karena wa yang berarti “dan” adalah kata penghubung yang sekaligus menunjukkan adanya perbedaan antara yang disebut pertama (sehat) dan yang disebut kedua (afiat). Nah, atas dasar itu, dipahami adanya perbedaan makna di antara keduanya.

Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadis-hadis Nabi Saw. ditemukan sekian banyak doa, yang mengandung permohonan afiat, di samping permohonan memperoleh sehat.

Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai “perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya”. Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang mengindahkan petunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai: “berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.”

Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat maupun membaca tanpa menggunakan kacamata. Tetapi, mata yang afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.

KESEHATAN FISIK
Telah disinggung bahwa dalam tinjauan ilmu kesehatan dikenal berbagai jenis kesehatan, yang diakui pula oleh pakar-pakar Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam Musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai “ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya.”

Memang banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada ketiga jenis kesehatan itu. Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya ditemukan sabda Nabi Muhammad saw.:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَلَا تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dia berkata bahwa Rasulullah saw telah bertanya (kepadaku): “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan dan selalu berjaga di malam hari?” Aku pun menjawab: “ya (benar) ya Rasulullah.”Rasulullah saw pun lalu bersabda: “Jangan kau lakukan semua itu. Berpuasalah dan berbukalah kamu, berjagalah dan tidurlah kamu, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu, dan isterimu pun mempunyai hak atas dirimu.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash)

Demikian Nabi Saw. menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampaui batas dalam beribadah, sehingga kebutuhan jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu. Pembicaraan literatur keagamaan tentang kesehatan fisik, dimulai dengan meletakkan prinsip: “Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.”

Karena itu dalam konteks kesehatan ditemukan sekian banyak petunjuk Kitab Suci dan Sunah Nabi saw. yang pada dasarnya mengarah pada upaya pencegahan.

Salah satu sifat manusia yang secara tegas dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan. Kebersihan dikaitkan dengan tobat (taubah) seperti firman Allah:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS al-Baqarah [2]: 222)

Tobat menghasilkan kesehatan mental, sedangkan kebersihan lahiriah menghasilkan kesehatan fisik. Wahyu kedua (atau ketiga) yang diterima Nabi Muhammad Saw. adalah:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ(4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ(5)

"Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah." (QS al-Muddatstsir [74]: 4-5).

Perintah tersebut berbarengan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah Swt. Terdapat hadis yang amat populer tentang kebersihan yang berbunyi:

النَّظَافَةُ مِنَ الإِيْمَانِ

"Kebersihan adalah bagian dari iman."

Hadis ini dinilai oleh sebagian ulama sebagai hadis dha’if. Kendati begitu, terdapat sekian banyak hadis lain yang mendukung makna tersebut, seperti sabda Nabi Saw.:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

"Iman, terdiri dan tujuh puluh atau enam puluh cabang, puncaknya adalah ucapan “Tiada Tuhan selain Allah, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dan jalan, dan malu itu adalah sebagian dari iman” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).

Perintah menutup hidangan, mencuci tangan sebelum makan, bersikat gigi, larangan bernafas sambil minum, tidak kencing atau buang air di tempat yang tidak mengalir atau di bawah pohon, adalah contoh-contoh praktis dari sekian banyak tuntunan Islam dalam konteks menjaga kesehatan. Bahkan sebelum dunia mengenal ‘karantina’, Nabi Muhammad Saw. telah menetapkan dalam salah satu sabdanya,

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا

"Apabila kalian mendengar adanya wabah di suatu daerah, janganlah mengunjungi daerah itu, tetapi apabila kalian berada di daerah itu, janganlah meninggalkannya." (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Usamah bin Zaid)

Ditemukan juga peringatan bahwa perut merupakan sumber utama penyakit: Al-Mâ’idât Bait Addâ’. Dan karena itu, ditemukan banyak sekali tuntutan — baik dari al-Quran maupun hadis Nabi Saw. — yang berkaitan dengan makanan, jenis maupun kadarnya. Al-Quran juga mengingatkan:

يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS al-A’râf [7]: 31)

Penjabaran peringatan itu dijelaskan oleh Rasulullah Saw. dengan sabdanya:

عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Dari Miqdam bin Ma’di Kariba, dia berkata bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra putri Adam lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi putra Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus dipenuhkan, maka sepertiga untuk makanannya, seperti lagi untuk minumannya, dan sepertiga sisanya untuk pernafasannya. (Hadis Riwayat at-Tirmidzi).

Perlu pula digarisbawahi bahwa sebagian pakar, baik agamawan maupun ilmuwan, berpendapat bahwa jenis makanan dapat mempengaruhi mental manusia. Al-Harali (wafat 1232 M.) menyimpulkan hal tersebut setelah membaca firman Allah yang mengharamkan makanan dan minuman tertentu karena makanan dan minuman tersebut rijs.

قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi — karena sesungguhnya semua itu kotor — atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-An’âm [6]: 145).

Kata rijs diartikan sebagai keburukan budi pekerti atau kebobrokan mental. Pendapat serupa dikemukakan antara lain oleh seorang ulama kontemporer Syaikh Taqi Falsafi dalam bukunya Child Between Heredity and Education, yang mengutip pendapat Alexis Carrel dalam bukunya Man the Unknown. Carrel, peraih hadiah Nobel bidang kedokteran ini, menulis bahwa pengaruh campuran kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktivitas jiwa dan pikiran manusia belum diketahui secara sempurna, karena belum diadakan eksperimen dalam waktu yang memadai. Namun tidak dapat diragukan bahwa perasaan manusia dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan.

Para ulama sering mengaitkan penyakit dengan siksa Allah. Dalam hal ini, al-Biqa’i dalam tafsirnya mengenai surah al-Fatihah, mengemukakan sabda Nabi Saw.:

المَرَضُ سَوْطُ اللهِ فِى الأَرْضِ يُؤَدِّبُ اللهُ بِهِ عِبَادَهُ

"Penyakit adalah cambuk Tuhan di bumi ini, dengannya Dia (Allah) mendidik hamba-hamba-Nya."

Pendapat ini didukung oleh kandungan pengertian takwa yang pada dasarnya berarti menghindar dari siksa Allah di dunia dan di akhirat. Siksa Allah di dunia, adalah akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum alam. Hukum alam antara lain membuktikan bahwa makanan yang kotor mengakibatkan penyakit. Seorang yang makan makanan kotor pada hakikatnya melanggar perintah Tuhan, sehingga penyakit merupakan siksa-Nya di dunia yang harus dihindari oleh orang yang bertakwa.

Dari sini dapat dimengerti bahwa Islam memerintahkan agar berobat pada saat ditimpa penyakit.

تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ الْهَرَمُ

"Berobatlah, karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan." (Hadis Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari — sahabat Nabi — Usamah bin Syuraik).

Bahkan seandainya tidak ada perintah rinci dari hadis tentang keharusan berobat, maka prinsip- prinsip pokok yang diangkat dari al-Quran dan Hadis cukup untuk dijadikan dasar dalam upaya kesehatan dan pengobatan. Sebagai contoh dapat dikemukakan persoalan transplantasi, baik dari donor hidup maupun donor yang telah meninggal dunia. Beberapa prinsip dan kesepakatan dalam bidang hukum agama yang berkaitan dengan topik bahasan ini dapat membantu menemukan pandangan Islam dalam persoalan dimaksud. Prinsip-prinsip dimaksud antara 1ain adalah:
  • Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan, dan harta benda umat manusia.
  • Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah yang dianugerahkan-Nya untuk dimanfaatkan, bukan untuk disalahgunakan atau diperjualbelikan.
  • Penghormatan dan hak-hak asasi yang dianugerahkan-Nya mencakup seluruh manusia, tanpa membedakan ras atau agama.
  • Terlarang merendahkan derajat manusia, baik yang hidup, maupun yang telah wafat.
  • Jika bertentangan kepentingan antara orang yang hidup dan orang yang telah wafat, maka dahulukanlah kepentingan orang yang hidup.

Dari prinsip-prinsip ini banyak ulama kontemporer menetapkan bahwa “transplantasi” dapat dibenarkan selama tidak diperjualbelikan, dan selama kehormatan manusia — yang hidup maupun yang mati – terjaga sepenuhnya. Salah satu jaminan tidak adanya pelecehan adalah izin dan pihak keluarga.

Alasan penolakan yang sering terdengar dari kalangan orang kebanyakan (awam) bahwa setelah si penerima donor sehat, ia mungkin dapat menyalahgunakan kesehatannya, dan ini dapat mengakibatkan dosa, terutama bagi “pemilik” organ (jenazah), atau orang yang mengizinkan. Alasan ini, pada hakikatnya tidak sepenuhnya dapat diterima. Kemurahan dan keadilan Tuhan mengantar-Nya untuk tidak menuntut pertanggungjawaban dari seseorang terhadap sesuatu yang tidak dikerjakannya secara sadar, karena hakikat manusia bukan organ dan jasmaninya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

"Allah tidak memandang kepada rupa dan hartamu, tetapi memandang hati dan perbuatanmu." (HR Muslim dari Abu Hurairah)

Demikian sabda Nabi Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Muslim. Di samping itu, izin yang diharuskan itu, telah dapat mengurangi kalau enggan berkata “menghilangkan” kekhawatiran di atas. Kalau niat pemberi izin untuk membantu sesama manusia, dan dia menduga keras bahwa bantuan tersebut tidak akan disalahgunakan, maka kalaupun ternyata dugaannya keliru, maka ia bebas dari dosa. Sebaliknya, jika yang memberi izin sudah menduga keras akan terjadinya penyalahgunaan, maka tentu saja ia tidak terbebaskan dari dosa. Di sini terlihat pula peranan izin. Dapat ditambahkan bahwa al-Quran menegaskan:

مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi." (QS al-Maidah [5]: 32).

“Menghidupkan” di sini bukan saja yang berarti “memelihara kehidupan”, tetapi juga dapat mencakup upaya “memperpanjang harapan hidup” dengan cara apa pun yang tidak melanggar hukum.

Demikian, satu contoh, bagaimana ayat-ayat al-Quran dipahami dalam konteks peristiwa paling mutakhir dalam bidang kesehatan.

Namun dalam ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat dan upaya hanyalah “sebab”, sedangkan penyebab sesungguhnya di balik sebab atau upaya itu adalah Allah Swt., seperti ucapan Nabi Ibrahim a.s. yang diabadikan al-Quran:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

"Apabila aku sakit, Dia (Allah) lah yang menyembuhkanku." (QS al-Syu’arâ’ [26]: 80)

KESEHATAN MENTAL
Nabi Saw. juga mengisyaratkan bahwa ada keluhan fisik yang terjadi karena gangguan mental. Seseorang datang mengeluhkan penyakit perut yang diderita saudaranya setelah diberi obat berkali-kali, tetapi tidak kunjung sembuh dinyatakan oleh Nabi Saw:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أَخِي اسْتَطْلَقَ بَطْنُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْقِهِ عَسَلًا فَسَقَاهُ ثُمَّ جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّي سَقَيْتُهُ عَسَلًا فَلَمْ يَزِدْهُ إِلَّا اسْتِطْلَاقًا فَقَالَ لَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ جَاءَ الرَّابِعَةَ فَقَالَ اسْقِهِ عَسَلًا فَقَالَ لَقَدْ سَقَيْتُهُ فَلَمْ يَزِدْهُ إِلَّا اسْتِطْلَاقًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَ اللَّهُ وَكَذَبَ بَطْنُ أَخِيكَ فَسَقَاهُ فَبَرَأَ

Dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w lalu berkata: Saudaraku terasa mual-mual perutnya. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Berilah beliau [minum] madu! Setelah lelaki itu memberikan madu kepada saudaranya, beliau datang lagi kepada Nabi s.a.w. dan menyatakan: Aku telah memberinya [minum] madu, tetapi perut beliau bertambah memulas. Kejadian itu berulang sehingga tiga kali. Pada kali yang keempat, Rasulullah s.a.w. bersabda: Berilah beliau [minum] madu! Lelaki tersebut masih lagi menyatakan: Aku benar-benar telah memberinya [minum] madu, tetapi perut beliau bertambah mulas. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda: Maha benar Allah yang telah berfirman: Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalam minuman itu terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Oleh sebab itu, mungkin ada yang tidak sesuai dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah s.a.w. sendiri yang memberikan minum madu, dan sembuhlah saudara lelaki itu." (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Al-Quran al-Karim memang banyak berbicara tentang penyakit jiwa. Mereka yang lemah iman dinilai oleh al-Quran sebagai orang yang memiliki penyakit di dalam dadanya.

Dari hadis-hadis Nabi diperoleh petunjuk, bahwa sebagian kompleks kejiwaan tercipta pada saat janin masih berada di perut ibu, atau bahkan pada saat hubungan seks (pertemuan sperma dan ovum), demikian juga ketika bayi masih dalam buaian.

Karena itu, Islam memerintahkan kepada para ibu dan bapak agar menciptakan suasana tenang, dan mengamalkan ajaran agama pada saat bayi berada dalam kandungan, sebagaimana memerintahkan kepada para orang-tua untuk memperlakukan anak-anak mereka secara wajar.

Dalam suatu riwayat diungkapkan ada seorang anak yang sedang digendong, kemudian ‘pipis’ [kencing] membasahi pakaian Nabi. Ibunya merenggut bayi tersebut dengan kasar. Namun Nabi [lalu] menegurnya, dengan bersabda:

مَهْلًا بِأُمِّ الْفَضْلِ إِنَّ هَذَا الإِرَقَةَ المَاءُ يُطَهِّرُهَا فأَيُّ شَيْءٍ يَزِيْلُ هَذَا الغُبَارَ عَنْ قَلْبِهِ

"Jangan hentikan pipisnya, jangan renggut dia dengan kasar. Pakaian ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat menjernihkan hati sang anak (yang engkau renggut dengan kasar)?"

Seperti diungkapkan oleh beberapa pakar ilmu jiwa, bahwa sebagian kompleksitas gejala sakit kejiwaan yang diderita orang dewasa, dapat diketahui penyebab utamanya adalah pada perlakuan yang diterimanya sebelum dewasa.

Agaknya kita dapat menyimpulkan bahwa pandangan Islam tentang penyakit-penyakit mental mencakup banyak hal, yang boleh jadi tidak dijangkau oleh pandangan ilmu kesehatan modern. Dalam al-Quran tidak kurang sebelas kali disebut istilah fî qulûbihim maradh.

Kata qalb atau qulûb dipahami dalam dua makna, yaitu “akal dan hati.” Sedang kata maradh biasa diartikan sebagai penyakit. Secara rinci pakar bahasa – Ibnu Faris – mendefinisikan kata tersebut sebagai “segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan/ kewajaran dan mengantar kepada terganggunya fisik, mental, bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang.”

Terlampauinya batas kesimbangan tersebut dapat berbentuk gerak ke arah berlebihan, dan dapat pula ke arah kekurangan.

Dari sini dapat dikatakan bahwa al-Quran memperkenalkan adanya penyakit-penyakit yang menimpa hati dan yang menimpa akal.

Penyakit-penyakit akal yang disebabkan bentuk berlebihan adalah semacam kelicikan, sedangkan yang bentuknya karena kekurangan adalah ketidaktahuan akibat kurangnya pendidikan. Ketidaktahuan ini dapat bersifat tunggal maupun ganda. Seseorang yang tidak tahu serta tidak menyadari ketidaktahuannya pada hakikatnya menderita penyakit akal-ganda (jâhil murakkab).

Penyakit akal berupa ketidaktahuan mengantarkan penderitanya pada keraguan dan kebimbangan. Penyakit-penyakit kejiwaan pun beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Sikap angkuh, benci, dendam, fanatisme, loba, dan kikir yang antara lain disebabkan karena bentuk keberlebihan seseorang. Sedangkan rasa takut, cemas, pesimisme, rendah diri dan lain-lain adalah karena kekurangannya.

Yang akan memperoleh keberuntungan di hari kemudian adalah mereka yang terbebas dari penyakit-penyakit tersebut, seperti bunyi firman Allah:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ(88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ(89)

"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
(QS. Al-Syu’arâ’ [26]: 88-89)

Islam mendorong manusia, agar memiliki hati (qalb) yang sehat dari segala macam penyakit adalah dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah). Karena itulah Allah berfirman:

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS al-Ra’d [13]: 28).

Itulah sebagian tuntunan al-Quran dan Sunnah Nabi Saw. tentang kesehatan.

Semua Ada Masanya, Jangan Tergesa


“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh…” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra,).

Begitulah proses penciptaan manusia. Setiap insan telah melaluinya, langkah demi langkah. Setiap tahapan dalam proses pun telah diperhitungkan dengan cermat, tepat dan tanpa cacat sedikitpun. Mengapa diperlukan proses tersebut? Bukankah Allah mampu menciptakan semua manusia sekaligus bila Ia menghendaki? Lagi pula hanya Dialah Allah Sang Maha Kuasa, Maha Mengetahui?

Proses tersebut diciptakan dan di dalamnya terkandung makna luar biasa. Sungguh Allah sebenarnya telah mendidik hamba-hambaNya semenjak ia berada dalam perut ibundanya, tarbiyah istimewa dariNya yakni tentang kesabaran. Ada proses yang harus dilalui dan itu membutuhkan kesabaran.

Kesabaran terhadap segala sesuatu yang telah ia tetapkan, kesabaran dalam menjalani perintah-perintahNya, meski sungguh teramatlah mudah bagi Allah sang Maha Pencipta untuk menciptakan manusia sekaligus membuat mereka semua patuh. Namun Allah menghendaki manusia menjalani proses dan bagaimana menjalani tahapan demi tahapan dengan bersabar.

Bila bukan karena kesabaran dan ketabahan, tentulah Siti Hajar tidak akan mondar-mandir, pulang dan pergi antara dua gunung yang kecil, Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali demi mendapatkan setetes air untuk putranya, ismail.

Contoh kesabaran juga bisa diambil dari kisah Nabi Yusuf yang dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya, terpisah dari ayah kandungnya, dan dipenjara sebagai tahanan, hingga pada akhirnya ia menjadi seorang penguasa Mesir. Nabi Yusuf melalui perjalanan yang amat panjang.

Sebagaimana pula Rosulullah saw yang rela dicerca dan dilempari batu hingga cedera pada kedua kaki Rasulullah oleh kaum Bani Tsaqif ketika beliau hijrah ke Thaif. Begitulah proses langkah demi langkah yang akan senantiasa berlanjut hingga batas waktu yang telah ditentukan.

Seorang anak kecil tak lantas tiba-tiba mampu berjalan. Ia harus merangkak terlebih dulu. Itu pun tak bisa dilakukan ketika si bocah masih di bawah sembilan bulan.

Saat pertama berjalan pun tak lantas ia bisa langsung berlari. Kadang keseimbangan sering hilang dan terjatuh. Butuh beberapa waktu lagi bagi si bocah untuk bisa benar-benar berjalan seimbang. Itulah waktu yang telah ditentukan dan tak bisa dielakkan dalam tahapan proses.

Namun dalam menjalani proses, sering kali manusia ingin mempercepat waktu. Contoh paling mudah saat ingin sembuh dari sakit. Ada usaha yang harus dilalui untuk mendapatkan kesembuhannya dan ketika meminum obat dari dokter pun terdapat syarat seperti sekali sehari, 2 kali sehari atau 3 kali sehari. Tidak bisa kesembuhan diraih dengan serta merta meminum semua obat sekaligus. Justru ketika pasien melakukan hal tersebut akan mengakibatkan over dosis. Sifat ketergesaan inilah yang kerap menguasai seseorang dan membuat manusia sulit bersabar.

Senantiasa terdapat efek samping yang negatif dari tergesa-gesa. Manusia mudah melupakan segalanya dan senantiasa ingin mendapatkan apa yang diinginkannya dengan sesegera mungkin.

Sebagaiman dalam beberapa firmannya “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (adzab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera” (QS. al-Anbiya’: 37).

Proses kehidupan perlu dilalui dengan sabar dan tenang, langkah demi langkah sebagaimana Allah mengajarkan proses terciptanya manusia.

Bersabarlah, karena semua ada masanya, seperti pelajaran ulat yang beralih rupa menjadi kupu-kupu elok. Bersabarlah, maka kita akan mendapatkan lebih dari apa yang kita harapkan. Justru sikap tergesa-gesa hanya membuat banyak energi terbuang sia-sia, membuat banyak ajaran dan petunjuk dari Allah terabaikan dan bahkan apa yang diupayakan bisa berakhir buruk, mirip dengan efek over dosis. Wallahua’lam.


Oleh Meylina Hidayanti,

Sabtu, 14 Januari 2012

DIAGNOSA PENYAKIT


“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, danjanganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.  Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur : 31).
Dalam ayat tersebut di atas Allah swt melarang para wanita mukmin untuk menampakkan perhiasan (bagian tubuh) nya kecuali perhiasan (bagian tubuh) yang biasa nampak.  Menurut Allah swt ada dua bagian tubuh yang boleh ditampakkan oleh seorang wanita yaitu muka dan telapak tangan.
Sesungguhnya jika kita cermati secara lebih mendalam ayat tersebut mengandung rahasia yang sangat besar dan sangat berguna bagi kehidupan manusia, terutama dalam bidang kesehatan (pengobatan).  Muka dan Telapak Tangan adalah dua bagian tubuh yang dari keduanya kita bisa mengenali kondisi kesehatan serta penyakit yang diderita oleh orang yang bersangkutan.
Melalui raut muka kita bisa mengenali apakah orang yang bersangkutan dalam keadaan sakit atau sehat.  Raut muka juga bisa mengekspresikan karakter seseorang apakah dalam keadaan senang, sedih, gembira atau bahkan tertekan / stress.
Demikian halnya telapak tangan (Sign of Hand) bisa menggambarkan kondisi serta kelainan-kelainan yang terdapat pada organ-organ lain di dalam tubuh manusia.  Pada telapak tangan tersimpan seribu rahasia tentang kesehatan manusia.
Analisis telapak tangan “The Sign of Hand ” telah lama digunakan oleh bangsa Yunani sejak ribuan tahun yang lalu.  Itulah sebabnya analisis telapak tangan merupakan salah satu bentuk analisis yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh seorang Herbalis ketika hendak merawat penyakit pasien yang berobat kepadanya.

Tangan merupakan bagian saraf yang paling ujung dari tubuh manusia.  Apa saja yang berlaku pada tubuh manusia akan terlihat pada tangan.  Di antara bagian-bagian tangan yang bisa menunjukkan keadaan suatu penyakit yang berlaku pada manusia adalah; telapak tangan bagian atas, punggung tangan, semua jari (mulai dari kelingking hingga ibu jari), ruas-ruas jari bagian atas dan kuku.  Pengamatan pada telapak tangan adalah menyangkut perubahan warna dan perubahan fisik (biasanya bengkok ke kiri / kekanan / ke hadapan).
Pembahasan difokuskan pada permasalahan atau penyakit yang kemungkinan di derita oleh pasien. Berikut adalah pembahasan terinci dari berbagai penyakit, dimulai dari pengertian/masalah penyakit, tanda-tanda yang dapat dilihat pada telapak tangan, simptom (gejala)nya.

Kamis, 12 Januari 2012

KLOROFIL GREEN PALAPA

Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis.

Jenis-Jenis Klorofil
Klorofil A : Merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof.
Klorofil B : Terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat.
Klorofil C : Terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome.
Bacillariophyta.
Klorofil D : Terdapat pada ganggang merah Rhadophyta.
Dengan adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

Manfaat Utama Klorofil
- Meningkatkan jumlah sel-sel darah, khususnya meningkatkan produksi hemoglobin dalam darah
- Mengatasi anemia,
- Membersihkan jaringan tubuh,
- Membersihkan hati dan membantu fungsi hati,
- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing (virus, bakteri, parasit),
- Memperkuat sel,
- Melindungi DNA terhadap kerusakan.
- Sebagai desinfektan dan antibiotik, bahkan sebelum adanya obat-obatan sintesis.
- Membersihkan jaringan-jaringan tubuh dan sisa limbah metabolisme dalam tubuh,
Klorofil dapat menghilangkan senyawa-senyawa kimia yang bersifat racun dalam tubuh. Ekor molekul klorofil yang bersifat hidrofobik dapat menggali ke dalam sel/jaringan dan mengangkat senyawa hidrokarbon dari dinding sel serta mengeluarkan senyawa beracun tersebut. Hidrokarbon yang dimaksud adalah pestisida, obat-obatan yang tertimbun dalam tubuh, pewarna makanan, bahkan bakteri, parasit, dan virus.

Kelebihan Klorofil Green Palapa
Klorofil Green Palapa berbentuk Sinergi atau perpaduan dari berbagai 8 klorofil dari tumbuhan hijau (Daun Katuk, Daun Cincau, Spirulina, Daun Dewa, Pegagan (Hidrocotyle Asiatica), Sambiloto, Mint, Daun Sirsak) sehingga saling menutupi kekurangan dari kandungan klorofil yang ada dan mengoptimalkan fungsi klorofil untuk proses penyembuhan tubuh manusia.
Klorofil Green Palapa berbentuk tablet sehingga menjadi produk pure klorofil (klorofil murni) tanpa bahan tambahan kimia, sehingga fungsiterutama fungsi detoksifikasi berjalan dengan semestinya.
Komposisi Klorofil Green Palapa : Daun Katuk, Daun Cincau, Spirulina, Daun Mint, Daun Sambiloto, Daun Pegagan, Daun Dewa, Daun Sirsak.

Khasiat Daun Katuk di dalam sinergi Klorofil Green Palapa , Tak Hanya untuk ASI :
- Melancarkan air susu ibu (ASI)
- Menyembuhkan bisul, demam, dan darah kotor
- Membangkitkan vitalitas seks
- Mencegah osteoporosis
- Paling tinggi kandungan Vitamin C
- Senyawa utama tubuh untuk pembuatan kolagen (protein berserat pembentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Juga untuk penyembuhan luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal.
- Mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita influenza
- Sumber vitamin A yang cukup baik. Vitamin A sangat diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta menjaga kesehatan kulit
- Memiliki kadar kalsium yang tinggi
- Kaya senyawa yang dapat meningkatkan mutu dan jumlah sperma, serta membangkitkan vitalitas seksual. Terdapat tujuh senyawa aktif yang merangsang produksi hormon-hormon steroid dan senyawa eikosanoid.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leenawaty dari ITB membuktikan bahwa daun katuk kaya akan klorofil, yaitu 8 persen dari berat kering, paling banyak diantara jenis tanaman lain.

Khasiat Luar Biasa Daun Cincau di dalam sinergi Klorofil Green Palapa :
- Penurun panas (demam).
- Mengatasi panas dalam.
- Mengatasi sakit perut (mual), diare, sembelit, perut kembung.
- Mencegah gangguan pencernaan.
- Kaya mineral terutama kalsium dan fosfor.
- Membersihkan organ pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker (anti kanker).
- Senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida mengendurkan otot.
- Senyawa isokandrodendrin mencegah sel tumor.
- Alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-tetandrin berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang, dan menurunkan tekanan darah tinggi.
- Mengandung klorofil sebagai zat antioksidan, antiperadangan, dan antikanker.
- Mencegah penyakit seperti diabetes melitus, jantung, dan stroke.

Khasiat Spirulina di dalam sinergi Klorofil Green Palapa , tumbuhan penggempur penyakit :
- Kaya vitamin dan mineral
- Kalsium spirulina 3 kali lebih tinggi dibanding susu hewani, zat besi 3 kali lebih besar dibanding bayam.
- Makanan harian untuk menjaga kesehatan, efektif meningkatkan stamina dan sistem kekebalan tubuh.
- Menurunkan kolesterol tanpa mengubah pola makan
- Kaya antioksidan, kandungan 3 pigmen kaya protein yaitu phykosianin, klorofil, dan zeasantin. Phykosianin, antioksidan larut air, penunjang hati dan ginjal. Zeasantin, antioksidan pelindung mata terutama saat tua. Sedangkan klorofil, antioksidan bersifat antikanker dan antiracun.
- Antivirus, kandungan kalsium spirulan menghambat pembelahan sel HIV-1. Konsumsi spirulina terbukti memberikan masa hidup lebih lama pada pasien AIDS. Antiviral (Armida Hernandez-Corona dari Departamento de Microbiologia, Escuela Nacional de Ciencias Biologicas, IPN, Meksiko)

Khasiat Daun Mint di dalam sinergi Klorofil Green Palapa , daun dahsyat yang menyegarkan :

- Untuk kecantikan, karena memiliki sifat anti-gatal dan kaya akan vitamin A.
- Membersihkan minyak pada wajah dan mengatasi jerawat.
- Mengandung Asam Salisilat yang mengangkat sel kulit mati.
- Menyegarkan Nafas, Menghindari bau mulut.
- Mengobati sakit perut dan memperbaiki sistem pencernaan. Mint membantu otot pencernaan untuk rileks dan mengatasi keram, demikian menurut Walt Coyle, MD, gastroenterology director di Scripps Medical Center, La Jolla, California.
- Meredakan sindrom usus dan sembelit.
- Menurunkan suhu tubuh.
- Mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium.
- Penghilang Rasa Lapar

Khasiat Sambiloto di dalam sinergi Klorofil Green Palapa, Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit
- Mengobati penyakit diabetes atau kencing manis.
- Menyembuhkan Thypus
- Mengobati gatal-gatal
- Mencegah kanker
- Mencegah malaria karena itu daun ini disebut juga obat anti malaria
- Menjaga daya tahan tubuh dan stamina.

Khasiat Pegagan di dalam sinergi Klorofil Green Palapa, yang mengesankan

- Meningkatkan kecerdasan, kemampuan mental, meningkatkan IQ serta meningkatkan kemampuan syaraf memori.
- Menyembuhkan luka, asiaticoside yang merupakan zat antilepra dan penyembuh luka yang luar biasa. Saponin yang dimilikinya mampu menghambat jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).
- Mencegah dan mengobati : Penyakit Lepra, TBC, Campak, Amandel, Hepatitis, Cacingan, Demam, Darah Tinggi, Wasir, Liver, Bisul, Mimisan, dll.
- Meningkatkan sistem ketahanan dan kekebalan tubuh.
- Membersihkan dan memperlancar aliran darah.
- Memperlancar air seni.
- Mencegah varises.
- Menurunkan gejala stres & depresi.

Khasiat Daun Dewa di dalam sinergi Klorofil Green Palapa, yang sangat dahsyat :
- bersifat anti coagulant (mencairkan bekuan darah), 
- stimulasi sirkulasi,
- Menghentikan pendarahan,
- Menghilangkan panas,
- Membersihkan racun.
Prof Hembing, dalam paparannya di televisi, memasukkan daun dewa sebagai obat kanker/tumor selain temu putih. Menurutnya, daun dewa juga bisa untuk mengobati kesemutan, liver berlemak dan asam urat.

Khasiat Daun Sirsak di dalam sinergi Klorofil Green Palapa, Lebih Kuat 10.000 Kali Daripada Kemoterapi

- Mengobati Aneka Kanker (Kanker Serviks, Payudara, Prostat, Kolon, Paru-paru, dll). Begitulah hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin bersama Peneliti dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof. Soelaksono Sastrodihardjo, Ph.D. - Penelitian yang mengambil daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker, karena mengandung senyawa aktif acetogenins. Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker de-ngan cara mengurangi jumlah ATP. Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang. Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! Riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.
- Menambah kekebalan tubuh dan mencegah asam urat.
- Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma
- Mengeliminasi radikal bebas
- Menyembuhkan peradangan di dalam tubuh, misalnya radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien, dll.
- Meningkatkan stamina.
- Mengatasi bronkhitis.
- Menyembuhkan Tumor, Infeksi, dan Diabetes.
- Menurunkan darah tinggi dan kolesterol.
- Membuang racun dari dalam tubuh.
- Mengatasi hepatitis, liver dan batuk.
- Relaksasi dan deep sleeping.
- Menurunkan demam, Anti kejang.
- Mengatasi Keputihan, Asma dan Cacingan.

Fungsi Tambahan Klorofil Green Palapa :
- Meningkatkan produksi ASI pada Ibu menyusui.
- Membantu meningkatkan produksi sperma bagi laki-laki.
- Meningkatkan asupan oksigen dalam tubuh
- Merawat darah tinggi
- Merawat masalah jantung
- Meringankan sembelit, lambung dan masalah usus
- Mematikan dan mencegah kanker
- Mengurangi nafsu makan (sehingga dianjurkan bagi mereka yang sedang diet,
untuk menurunkan berat badan)
- Menambah kecantikan wajah
- Membantu sistem pencernaan
- Meringankan gangguan pernapasan dan Asma
- Membuang racung dalam tubuh (detoksifikasi).

*Harga Rp. 75.000,- | 75 tablet